Training Kepemimpinan Organisasi Kemahasiswaan

Training Kepemimpinan Organisasi Kemahasiswaan
Senin, 20 Maret 2023, Fakultas Sains dan Teknologi menyelenggarakan Training Kepemimpinan Organisasi Kemahasiswaan yang bertempat di Hotel Merapi Merbabu dengan mengundang 3 narasumber. Berikut rangkuman dari acara tersebut.
Narasumber: Agustiningsih, M.Kep.
Materi : Komunikasi yang Efektif dalam Kepemimpinan Mahasiswa
Komunikasi adalah kapasitas Individu atau kelompok untuk menyampaikan perasaan, pikiran, dan kehendak kepada individu atau kelompok lain ( Kartono, 1992). Komunikasi lebih dari sekedar menyampaikan makna, akan tetapi bagaimana makna tersebut harus dapat dimengerti (Robbins, 2015). Proses komunikasi adalah proses mengenai bagaimana pesan dari komunikan dapat diterima oleh komunikator(Indardi, 2016). Hal-hal yang menggangu dalam komunikasi diantaranya:
- Penggunaanmediayang tidak tepat
- Tata bahasa yang salah
- Kata-kata yang menghasut
- Kata-kata tidak sesuai dengan bahasa tubuh
- Jargon teknis.
Komunikasi organisasi dipahami sebagai proses penciptaan dan pertukaran pesan-pesan dalam sebuah jaringan hubungan interdependen untuk menangani ketidakpastian lingkungan (Goldhaber, 1993). Tujuan Komunikasi dalam organisasi adalah:
- To Inform / Memberikan Informasi
- To Persuade / Mengubah Sikap
- Mengatur / To regulate
- To Integrated / Memadukan
Gaya komunikasi dalam organisasi:
1. The Controlling Style
Gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain.
2. The Equalitarian Style
The equalitarian style of communication ini ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan- pesan verbal secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua arah (two-way traffic of communication).
3. The Structuring Style
Gaya komunikasi yang berstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan verbal secara tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi.
4. The Dynamic Style
Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif, karena pengirim pesan atau sender memahami bahwa lingkungan pekerjaannya berorientasi pada tindakan (action- oriented).
5. The Relinguishing Style
Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima saran, pendapat ataupun gagasan orang lain, daripada keinginan untuk memberi perintah, meskipun pengirim pesan (sender) mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain
6. The Withdrawal Style
Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun kesulitan antarpribadi yang dihadapi oleh orang-orang tersebut.
Komunikasi Efektif dimaksud agar pesan yang disampaikan mencapai sasaran. Komunikasi efektif : komunikasi yang berhasil mencapai sasaran dengan feedback (respon) yang sesuai dengan tujuan individu berkomunikasi. Adapun prinsip komunikasi yang efektif adalah:
- Respect,
- Emphaty,
- Audible,
- Clarity,
- Humble.
Narasumber: Muhtar Salim, M.SI.
Materi : Etika Aktivisme dalam Kemimpinan Mahasiswa
Setiap orang akan memberikan penilaian dari apa yang kita lakukan, bukan apa yang kita katakan. Tiada cara instan untuk menjadi pribadi berkualitas, termasuk untuk menjadi pemimpin teladan. Secara teoritis, aktivisme ini dibagi dalam dua hal. Yakni pertama sebagai gerakan moral (mengembalikan marwah). Kedua sebagai gerakan politik (penekan untuk melakukan perubahan secara sistemik.
Umumnya, anggota mengerjakan apa yang diperintahkan. Sedangkan pemimpin, tidak bisa menggunakan cara berpikir yang sama. Apresiasi pemimpin kepada anggota, bukan saja sebagai bentuk penghargaan, tapi juga motivasi untuk bekerja lebih tinggi. Citra dan kharisma pemimpin dipengaruhi keselarasan antara yang dibicarakan dengan sikap yang ditunjukkan.
Mendengar kata etika, persepsi orang langsung tertuju pada moral, aturan, dan semacamnya. Kamus besar bahasa indonesia: etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Bagi pemimpin, etika menjadi pedoman dalam pengambilan keputusan, serta panduan berpikir/bertindak sesuai norma kepantasan dalam hubungan antar personal/sosial. Etika kepemimpinan merupakan nilai-nilai yang harus dimiliki pemimpin agar dapat dicontoh oleh bawahan atau anggotanya. Buah etika kepemimpinan:
- tumbuh rasa aman, bangga dan percaya diri dalam diri anggota,
- memotivasi anggota untuk belajar menjadi pemimpin yang baik.
Narasumber: Widya Priyahita Pudjibudojo, SIP., M.Sc.
Materi : Menumbuhkan Spirit Kerjasama dalam Kepemimpinan Mahasiswa di Era Digital
Kerja tim memainkan peran penting bagi organisasi dan setiap anggotanya. Penelitian menunjukkan bahwa bekerja sama dapat meningkatkan moral, produktivitas, hubungan sosial, komunikasi dan efisiensi dalam bekerja. Kolaborasi terbukti bermanfaat bagi keberhasilan organisasi. Selain manfaat bagi organisasi, kolaborasi memainkan peran penting bagi kami. Ketika kita bisa bekerja dengan tim, kita bisa menjadi orang yang lebih kreatif dan sukses.
Manfaat kerjasama dalam organisasi diantaranya adalah:
- Kerjasama mendatangkan ide-ide yang besar.
- Kerjasama menumbuhkan perbedaan pandangan yang memicu timbulnya inovasi.
- Kerjasama tim membuat kita lebih bahagia.
- Kerjasama tim merupakan peluang untuk bertumbuh secara individual.
- Kerjasama tim dapat menghilangkan kejenuhan.
- Kerjasama tim meningkatkan kesuksesan organisasi.
- Kerjasama tim meningkatkan produktivitas.
- Kerjasama tim memampukan kita untuk berani mengambil risiko.
- Kerjasama tim mengurangi tingkat stres.
- Kerjasama tim meningkatkan kemampuan berkomunikasi.