Jakarta, 17
Oktober 2025. Ar. Kartiansmara Lilih Purnaumbara, M.Sc., IAI, yang merupakan
ketua program studi Arsitektur UIN Sunan Kalijaga meraih Juara 1 (1st Winner)
dalam ajang Onduline Greenroof #7 Award 2025, sebuah kompetisi desain
arsitektur tahunan yang berfokus pada inovasi sistem atap ramah lingkungan
(greenroof system).
Karya yang
memenangkan penghargaan tersebut bertajuk Shakkei Art Community Hub,
dengan dukungan Ibnu Ma’arif dan M. Fadli Rohman sebagai tim modeller.
Desain ini menonjolkan gagasan “Shakkei” atau borrowed scenery,
yang berarti “meminjam lansekap” dari lingkungan sekitar untuk diintegrasikan
ke dalam komposisi bangunan. Pendekatan ini menjadikan Hutan Ekowisata, yang
berbatasan langsung dengan tapak di sisi barat, sebagai elemen visual dan
ekologis utama yang memperkaya pengalaman ruang.
Proyek Shakkei
Art Community Hub dirancang sebagai area komersial berorientasi komunal,
yang berfungsi sebagai wadah interaksi masyarakat, ruang seni, serta magnet
aktivitas ekonomi lokal. Bentuk atap sirkular menjadi ciri dominan desain—tidak
hanya berperan sebagai ikon visual kawasan, tetapi juga berfungsi ekologis
sebagai sistem peneduh, pengumpul air hujan, serta media vegetasi atap. Bentuk
tersebut secara strategis merespons topografi lembah di kawasan urban padat,
membuka pandangan periferal yang luas, dan menjaga kenyamanan termal di area
bawahnya.
Dalam konteks
akademik, karya ini mencerminkan implementasi nyata dari nilai-nilai yang
dikembangkan dalam kurikulum Arsitektur UIN Sunan Kalijaga, yakni arsitektur
kontekstual, berkelanjutan, dan berorientasi pada kemaslahatan sosial.
Pendekatan green architecture yang diterapkan sejalan dengan visi
Fakultas Sains dan Teknologi untuk melahirkan karya inovatif yang berpihak pada
keseimbangan ekologis serta pemberdayaan masyarakat.
Kompetisi
Onduline Greenroof Award sendiri merupakan ajang nasional yang diinisiasi oleh
Onduline Indonesia untuk mendorong kesadaran terhadap pentingnya desain atap
hijau dalam menciptakan bangunan hemat energi, nyaman, dan adaptif terhadap
perubahan iklim. Melalui tema tahunan yang berorientasi pada keberlanjutan,
sayembara ini mengajak para arsitek dan akademisi untuk menafsirkan kembali
fungsi atap sebagai elemen ekologis dan sosial dalam arsitektur kontemporer.
Selamat kepada Ar. Kartiansmara Lilih Purnaumbara, M.Sc., IAI, beserta Ibnu Ma’arif dan M. Fadli Rohman, atas pencapaian luar biasa ini. Semoga prestasi ini menjadi inspirasi bagi sivitas akademika untuk terus mengembangkan riset dan desain yang inovatif, berakar pada nilai-nilai lokal, dan berorientasi pada keberlanjutan lingkungan. (DFA, NMH)