Yogyakarta, 15 Agustus 2025 –
Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan
Kalijaga Yogyakarta menyelenggarakan Workshop Best Practice untuk Penguatan
dan Peningkatan Kurikulum di Ruang Rapat Lantai 2 FST. Kegiatan ini
menghadirkan narasumber Dr. Budi Legowo, S.Si., M.Si., Kepala Unit
Pengembangan Sistem Pembelajaran Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu
Pendidikan (LPPMP) Universitas Sebelas Maret.
Dekan FST, Prof. Dr. Dra.
Hj. Khurul Wardati, M.Si., dalam sambutannya menekankan pentingnya
belajar dari praktik baik universitas lain, khususnya dalam pengelolaan
kurikulum agar FST dapat terus beradaptasi dengan perkembangan kebijakan
pendidikan tinggi di Indonesia. Dr. Budi Legowo memaparkan perjalanan
perkembangan kurikulum di Indonesia mulai dari Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK) tahun 2004, implementasi KKNI dan SN-Dikti tahun 2016, kebijakan Merdeka
Belajar Kampus Merdeka (MBKM) tahun 2020, hingga Permendikbudristek No. 53
Tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi.
Beliau menekankan bahwa kurikulum
berbasis Outcome Based Education (OBE) tidak sekadar menyesuaikan
regulasi, tetapi harus memastikan capaian pembelajaran lulusan (CPL) dapat
diukur melalui metode pembelajaran yang kolaboratif, kreatif, komunikatif, dan
kritis. “UTS dan UAS saja belum cukup menggambarkan kompetensi mahasiswa, perlu
ada penilaian partisipatif, berbasis proyek, serta evaluasi kognitif yang lebih
komprehensif,” tegasnya. Workshop ini juga menyoroti pentingnya fleksibilitas
kurikulum, termasuk kewajiban 60 SKS di luar program studi, pengakuan
kompetensi mikro, serta program percepatan studi bagi mahasiswa unggul. Hal ini
diharapkan mampu menjawab tantangan era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0,
sekaligus memperkuat daya saing lulusan UIN Sunan Kalijaga.
Kegiatan berlangsung interaktif
dengan sesi diskusi dan tanya jawab, menghasilkan berbagai masukan untuk
pengembangan kurikulum FST UIN Sunan Kalijaga yang lebih adaptif, relevan, dan
berorientasi pada mutu berkelanjutan.