Dilihat 0 Kali

06_247_IMG_0123.JPG
Rektor UIN Sunan Kalijaga bersama dengan Prof. Maizer dan Pimpinan Fakultas Sains dan Teknologi

Selasa, 13 Mei 2025 08:55:00 WIB

Rumahku Syurgaku: Kisah Prof. Maizer dan Fondasi Cinta Fakultas Sains dan Teknologi

Pagi di Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, pada Rabu, 7 Mei 2025, terasa berbeda. Sinar matahari yang lembut menyapa pelataran kampus, seolah turut menyambut civitas akademika yang memadati Ruang Teatrikal. Mereka hadir bukan hanya untuk sebuah acara, tetapi untuk merayakan perjalanan panjang seorang pelita ilmu Prof. Dr. Maizer Said Nahdi, M.Si. yang telah menerangi lorong-lorong perjuangan akademik dan kemanusiaan.

Acara diawali dengan Seminar Ilmiah bertajuk “Etnobotani dan Kearifan Lokal: Merangkai Ilmu untuk Kelestarian Alam”. Narasumber ternama, Prof. Dr. Tjut Sugandawaty Djohan dan Ardyan Pramudya, M.Si., menggugah hadirin dengan wawasan tentang pentingnya ilmu yang berakar pada budaya lokal. Diskusi ini menjadi pengingat bahwa keilmuan harus selaras dengan nilai-nilai kearifan demi menjaga harmoni alam.



Suasana kemudian bergeser menjadi lebih khidmat saat peluncuran buku biografi Rumahku Syurgaku, sebuah tribut untuk Prof. Maizer, diikuti dengan prosesi pelepasan purnatugas beliau. Hari itu bukan sekadar penutup masa dinas, melainkan perayaan atas warisan keilmuan dan keteladanan yang akan abadi.

Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Noorhaidi Hasan, Ph.D., menyampaikan sambutan dengan penuh rasa hormat. Dengan suara yang bergetar, ia berkata, “Hari ini, saya berdiri sebagai murid yang mengantar gurunya pulang. Prof. Maizer adalah pelita yang menerangi transformasi kampus ini dari IAIN menjadi UIN.

Rektor mengenang perjuangan Prof. Maizer dalam mengintegrasikan sains dengan tradisi keilmuan Islam, sebuah gagasan yang awalnya dianggap asing. “Beliau hadir dengan sinar keyakinan, merintis fondasi yang kini menjadi gedung ilmu yang hidup,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa Fakultas Sains dan Teknologi, yang kini menjadi cikal bakal Fakultas Kedokteran, adalah buah dari ketulusan, kesabaran, dan air mata Prof. Maizer.

Sentuhan keibuan beliau menjadikan Fakultas Sains dan Teknologi institusi yang cantik dan progresif, diakui secara nasional dan internasional. Warisan ini harus kita jaga,” tegas Prof. Noorhaidi, sembari mengajak semua pihak untuk melanjutkan semangat kepemimpinan beliau menuju pengakuan global.

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Prof. Hj. Khurul Wardati, M.Si., turut menyampaikan kekagumannya. “Prof. Maizer adalah pendiri sekaligus penjaga nilai. Fakultas ini berdiri di atas fondasi cinta dan integritas yang beliau tanam”.



Buku biografi Rumahku Syurgaku menjadi simbol penghormatan dari seluruh civitas akademika dari wakil dekan, ketua program studi, hingga mahasiswa dan alumni. Buku ini bukan hanya merekam dedikasi, tetapi juga keteladanan yang telah menjadi nafas Fakultas Sains dan Teknologi selama belasan tahun.

Dalam pidato purnatugasnya, Prof. Maizer berbicara dengan kehangatan seorang ibu. “Purna tugas bukan akhir, tetapi awal pengabdian dalam wujud baru. Teruslah berkarya, tanamkan ilmu, karena itu akan menjadi pohon yang menaungi generasi mendatang,” pesannya. Ia menyebut Fakultas Sains dan Teknologi sebagai rumah keduanya, tempat ia mengabdi dan menyemai cinta. Kepada dosen muda, beliau berpesan untuk menjaga kolaborasi dan integritas sebagai inti martabat pendidik.



Hari itu, Ruang Teatrikal menjadi saksi bisu air mata yang jatuh dalam diam bukan karena kehilangan, tetapi karena cinta. Prof. Maizer tak pernah benar-benar pergi. Ia hidup dalam ilmu yang kita pelajari, semangat yang kita junjung, dan doa yang kita panjatkan setiap kali nama Fakultas Sains dan Teknologi disebut.




Selamat menempuh babak baru, Prof. Maizer. Terima kasih telah menjadi pelita yang tak pernah padam, mengajarkan kami untuk terus menyalakan cahaya.