Ergonomi dalam Industri 4.0

Ergonomi dalam Industri 4.0
Rabu, 24 Oktober 2018, Prodi Teknik Industri mengadakan kuliah umum yang mengundang Ketua Program Studi Teknik Industri ITB sekaligus Ketua Perhimpunan Ergonomi Indonesia (PEI), Ir. Yassierli, M.T., Ph.D., CPE. Selain itu beliau juga merupakan Former President of Southeast Asian Network of Ergonomics Society (SEANES), Council Member of ACED (Asian Council of Ergonomics & Design). Kuliah umum ini merupakan salah satu bentuk acara yang dipertanggungjawabi oleh Center for Industrial Engineering Studies (CEFIES). Dalam acara tersebut dibahas sekilas mengenai apa itu PEI, konsep dasar ergonomi, isu penerapan ergonomi saat ini, apa itu industri 4.0, dan fokus utama pembahasan adalah isu dan peran ergonomi dalam industri 4.0.
Pembahasan pertama, mengenai PEI, Ir. Yassierli menyebutkan bahwa PEI sudah mempunyai anggota aktif sekitar 300 member yang tersebar di seluruh institusi di Indonesia. PEI sendiri mempunyai kegiatan rutinan setiap 3 bulan sekalai berupa sharing pengetahuan antar sesama anggotanya. PEI sendiri sudah melakukan kerja sama dengan Indonesian WMD survey dan Indonesian Anthropometric Data. Selain sharing pengetahuan, PEI juga mengadakan acara rutin berupa Young PEI Summer Camp. Harapannya setelah perkenalan singkat ini ke depan, civitas akademika UIN Sunan Kalijaga ada yang turut serta menjadi member aktif PEI.
Menuju inti acara, Ir. Yassierli menjabarkan apa itu ergonomi. Beliau menyebutan bahwa ergonomi merupakan suatu bidang ilmu yang membahas tentang kemampuan dan keterbatasan manusia, yang digunakan untuk evaluasi dan perancangan alat kerja, prosedur, lingkungan, organisasi yang efektif, aman, sehat, nyaman, dan efisien. Seorang ahli ergonomi, lanjutnya, berbeda pemikirannya mengenai variasi. Jika dalam dunia perindustrian, semakin banyak variasi produk maka menjadi sebuah kesalahan, maka dalam dunia ergonomi semakin banyak variasi merupakan sebuah tantangan. Hal ini karena dalam perindustrian produk tertentu mempunyai standar tertentu yang menjadikannya tidak diperbolehkan adanya variasi dalam jumlah banyak. Sedangkan ergonomi yang mana mengukur dimensi tubuh manusia, sehingga tidak memiliki standar tertentu mengingat manusia itu bervariasi secara fisik, mental, dan perilaku. Hal ini karena dengan ergonomi dapat dirancang berbagai macam hal baik alat, produk, maupun prosedur kerja yang disesuaikan dengan kondisi manusia sehingga meningkatkan keselamatan kerja, mencegah sakit akibat kerja, dan membuat pekerjaan menjadi lebih mudah dan efisien.
Di era industri 4.0, di mana segala hal menjadi tersambung dalam internet, penerapan ergonomi menjadi salah satu isu penting mengingat ergonomi digunakan untuk, salah satunya, kelelahan kerja. Dalam penerapannya di era industri 4.0, ergonomi memegang peran penting untuk mendesain segala hal yang ergonomis, salah satunya adalah desain interface suatu website. Dalam penerapannya, ergonomi digunakan supaya interface tidak membuat orang yang menggunakannya tidak harus berfikir dua kali untuk memahami suatu menu dalam interface. Selain itu, interface juga dirancang, apakah menu satu dengan menu lain harus berdekatan atau diletakkan di tempat tertentu berdasarkan fungsi, ataupun seringnya banyak orang menggunakannya. Selain itu, ergonomi juga digunakan untuk merancang “smart product”, yang berbasis Internet of Things. Contoh paling sederhana adalah penerapan lampu yang dirancang bisa diatur menggunakan smartphone berdasarkan kapan cahaya lampu harus lebih terang karena di saat itu ada aktifitas belajar, sehingga mata tidak mengalami kelelahan karena kurangnya cahaya. Contoh lain adalah diterapkannya sensor dalam kaus yang juga tersambung dengan internet, yang mana bertujuan kondisi penggunanya bisa diketahui lewat smartphone, sehingga sakit yang terjadi bisa langsung diketahui dan ditangani dengan tepat. (TIM Dok. HMTI/FST)